Selasa, 19 Agustus 2008

Bandung (1): Stasiun Penjerat Kenangan


Menapak kaki kembali di peron Stasiun Bandung dini hari itu.
Adalah dorongan otomatis untuk mengambil sebuah piringan hitam kenangan dan kembali memainkan di pemutarnya.
Lebih setengah windu yang lalu kenangan itu tergores.

Gelisah di tempat duduk dalam gerbong kereta api yang membawa dari arah utara kota di mana stasiun ini berada.
Saat jarak semakin pendek, saat waktu semakin susut.
Debar semakin kencang.
Kereta berhenti.
Sambil mencoba menata hati, aku turun dari kereta mengedarkan pandangan.
Mencari sosok itu.
Sosok yang membuatku berani menempuh perjalanan ini.
Dia ada di sana.
Di peron yang ada di samping kereta yang baru saja berhenti membawaku yang gelisah dalam perjalanan dari arah utara.
Aku tersenyum, begitupun dia.
Tangannya mengacaukan rambutku dengan gerakan yang canggung.
Aku memandangnya pun dengan canggung.
Kemudian percakapan dengan pola serupa untuk sebuah pertemuan dari perjalanan berlangsung.
Sambil kaki-kaki kami mencoba menyamakan langkah ke luar stasiun.
Hari itu pun habis dengan kisah yang terangkum.
Dihiasi dengan gerakan-gerakan canggung yang manis.

Di dini hari yang baru saja berlalu....
Aku kembali menapakkan kaki di peron Stasiun Bandung itu.
Sambil melangkah mengedarkan pandangan.
Menghirup udaranya.
Memang, aku tidak menemukan sosok yang sama di pandanganku dini hari itu.
Tapi hatiku nyaman.
Karena beberapa hari setelah ini, sosok itu akan datang dari arah utara.
Untuk menemuiku, kali ini tidak dengan kecanggungan yang saling kita lemparkan.
Kali ini dengan kemantapan yang menenangkan.

Dini hari itu, aku pandang peron di mana sosok itu dulu berdiri menungguku.
Dini hari itu, aku pandang bangku di mana seingatku kami pernah duduk menunggu kereta yang akan membawaku kembali ke arah utara datang.
Dini hari itu, Stasiun Bandung kembali menyapaku

5 komentar:

Lawni Tenisa mengatakan...

hmmmm, stasiun bandung, ya?

Anonim mengatakan...

yeah...stasiun bandung. seperti juga berartinya n penuh kenangannya stasiun tawang..hidup travelers ;p btw, punya kenangan juga kah?

Anonim mengatakan...

Huahahaha..Aku juga punya kenangan dengan stasiun KA. Tapi bukan di Bandung, melainkan di Yogyakarta. Kenangan manis yang akhirnya berbuah kepahitan, sehingga aku tidak sanggup lagi melihatnya.

Put

Anonim mengatakan...

Ciyee...ms. put ternyata terjerat juga nih ma stasiun. bener nih ga mo lagi ngliat stasiun jogja? ups, maksude itu kan? hihihihi

Lawni Tenisa mengatakan...

stasiun tugu n stasiun besar? ehem...