Pada hitungan ketiga lah aku telah belajar.
Tiga kali sudah aku ngisi agenda tahunan sebuah lembaga pers mahasiswa (LPM) universitas negeri di Semarang.
Pesertanya beragam dari tahun ke tahun, dari mahasiswa umum, mahasiswa yang sekaligus anggota LPM, dan beberapa orang yang tertarik dengan jurnalistik.
Memang, agenda itu semacam pelatihan jurnalistik dasar.
Dan salah satu sesi-nya mengenai penelitian dan pengembangan di media massa.
Pengalaman pertamaku, langsung di depan audiens yang jumlahnya sekitar seratus. Grogi pastinya. Panas dingin. Untungnya, materi aku sendiri yang bikin hasil modifikasi dari materi pelatihan milik bos kala itu. Untungnya lagi, beberapa saat sebelumnya bos kala itu sempat sengaja men-training aku untuk memberi pelatihan. Saat itu, bos kala itu (yang kepadanya aku selalu berterimakasih atas pelajaran2 hebat yang dia berikan) mengajakku untuk melihat blio memberi pelatihan. Gayanya memang selalu mengesankan di depan audiens. Aku belum apa-apanya. Pelajaran penting dari pengalaman pertamaku...kuasai diri, jangan berbicara dengan diri sendiri (di dalam benak) saat berbicara dengan audiens, jangan bertanya2 bagaimana penampilanku saat aku sedang menampilkan diri...intinya: control urself! n satu lagi: pertimbangkan penggunaan waktu.
Pengalaman keduaku, kali ini audiens-nya tidak sebanyak yang pertama, meski tetap penuh ruangannya. Aku mencoba hal yang baru...tidak membawa hand-out materi. Kali itu aku lebih banyak bercerita mengenai pengalamanku sebagai staf Litbang. Memang lebih cair dan aku lebih bisa menguasai diri. Pelajaran dari pengalaman kedua...pengulangan selalu memberi kesempatan perbaikan. (makasih buat seseorang yang dengan setia duduk di kursi belakang hehehehe)
Pengalaman ketiga, berbeda gedung lagi dengan isi sekitar 80an. Kali ini aku membawa materi berupa pointer n penjelasan singkatnya yang aku siapin beberapa jam sebelumnya. Pertimbangannya: cerita pengalaman memang asyik didengarkan, tapi apakah cukup mengena dan mampu memberi gambaran mengenai apa n bagaimana Litbang di media massa. Keknya sih dengan itu, kisahnya jadi lebih sistematis. Sesi diskusinya juga seru. Tapi keknya di tengah-tengah aku masih kepleset ga sistematis ngomongnya n kecepetan ga ya tadi ngomongnya?
Pengalaman dari ketiganya: Pilih waktu yang tepat saat memberi materi!
Yang pertama n kedua aku taken for granted aja ma jadwal yang dikasih panitia: sekitar jam 11 lebih dengan waktu sekitar 45 menit.
Hasilnya, audiens sendiri udah pada bete, cenderung males karena udah capek n hawanya pingin istirahat siang. Tidak menguntungkan buat berbicara (apalagi dengan kemampuan menarik perhatian yang masih terbatas hehehehe)
Karena itulah, yang ketiga ini sebelumnya aku minta ke panitia buat ganti jam. dari sesi ketiga yang hampir siang itu ke sesi kedua yang ada di tengah antara pagi dan siang.
Memang beda ternyata. Tadi, hanya beberapa orang yang keliatan tidak mendengarkan. Sebagian besar masih berminat mendengarkan celotehan sok tau dari aku hehehehe...keliatan dari mata mereka.
Hmm...klise tapi bener: Pengalaman adalah guru yang terbaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar