Sapa coba yang ga kaget dapat note kek gitu? Tapi, gara-gara note itu kita jadi punya jawaban beberapa pertanyaan yang sempet muncul di kepala ngliat hal-hal kecil yang terjadi sebelumnya.
Misalnya, pertanyaan kenapa sih kondektur bis yang tinggi besar n sekilas cukup preman itu selalu melihat ke arah tempat duduk kami (meski ga secara langsung ngliat ke aku n de) setiap kali dia mondar-mandir di dalam bus. What's wrong with us?
Ato pertanyaan seperti kenapa sih orang yang duduk di belakangku (aku duduk di sebelah kanan deket jendela) terus-terusan usreg (bahasa Indonesianya apa ya? mungkin gak tenang-gerak-gerak terus). sampai ada saat dimana dia ribet merogoh-rogoh sesuatu seperti ada barangnya yang jatuh. Aku sempet berpikir penumpang di belakangku itu copet n lalu berbagi kewaspadaan ma de. Tapi penumpang itu kemudian tenang setelah sebelahnya pindah ke kursi di depan kami yang baru saja ditinggalkan dua anak muda yang turun Salatiga. Aku pikir dia jadi "diam" karena tempat duduk yang ditinggalkan sebelahnya tadi kemudian diisi sang kondektur. Aku pikir dia jadi "takut" karena dijejeri kondektur.
Tapi, setelah kondektur yang duduk di belakang kami tadi akhirnya memberikan secarik kertas peringatan tadi ke de, kami jadi paham ternyata si trouble maker adalah penumpang yang sekarang duduk di depan kami.
Akhirnya setengah perjalanan dari Semarang ke Solo malam itu kami habiskan dengan mengamati si copet. Seorang bapak yang umurnya sekitar 40 tahunan, berbadan besar dan tinggi, berkulit gelap, memakai celana kain bersaku banyak dan sabuk besar-seperti bawahan satpam. Kami terus memerhatikan si bapak yang sempet "diam" kek tidur, meregangkan badan, celingak celinguk, lalu pindah ke bangku di depan yang udah kosong sedikitnya 2 kali.
Mendekati Kerten, kami bersiap turun. Urutan turun pun udah diatur. De di depan karena dia bawa barang n dompet di celananya, kamera n dompet kami cek sekali lagi. Sementara itu, posisi si bapak tegak di kursinya yang ada di pinggir setengah condong ke jalan tengah bis. Posisi waspada...duh, gimana nih? Tengok kanan kiri belakang depan ternyata kondektur yang baik tadi ada di pintu belakang. Ok, akhirnya kita ke belakang.
Di belakang kita jadi bisa ngobrol n terutama berterimakasih ma pak kondektur tadi. Ternyata sejak awal perjalanan kondektur sudah waspada ma si bapak yang katanya udah beberapa kali ikut bisnya tapi blm sekali pun berhasil. Katanya lagi, sebenernya si copet sedang tidak "bertugas" tapi hanya iseng "nyari" hehehehe. n katanya juga kita udah jadi sasaran si bapak (iih...serem! btw, kita kliatan berharta ya?). Menurut kondektur itu, si copet sendirian (padahal aku sempet curiga ma beberapa orang lain karena kepikirnya mereka komplotan, hihihi sok tau banget). Seru banget deh perjalanan kali itu (apalagi karena kami ga jadi kecopetan...Alhamdulillah!!!).
Tips Waspada Copet di Bis Antarkota (menurut kondektur yang baik):
1. Waspadai orang-orang yang "ga tenang" posisinya.
2. Waspadai orang yang biasanya terlihat celingak-celinguk.
3. Waspadai orang yang beberapa kali berpindah tempat duduk.
4. Jaga n tempatkan barang-barang berharga di posisi paling aman.
3 komentar:
Kondektur yang baik ya mbak..padahal udah su'uzon duluan..hehehe..
tapi mbak..aku suka pindah tempat duduk e..piye jal?hihihi...
seneng dapet tempat yang deket jendela atau pintu..biar silir..jadi kalau ga dapet ya nunggu orang yang duduk disan out dulu..wah jangan2 aku di curiga i neh..ckckcc..
de for deddy yo mba?
hati2, yg cakep duduk deket sopir. hueauehauehua...
4 inov faizal: iya nih, ternyata analisis personality-nya meleset hihihi..maklum amatiran heee. makanya, sekarang kalo ada yang defensif pas disebelahin duduknya ma kamu ya maklum aja deh...mereka kan waspada hihihi
4 matahari: hush! yang bener terkait "sopir" adalah "dilarang mengajak bicara sopir"!! ;p
Posting Komentar